Selama ini banyak dijual minyak goreng dengan label non-kolesterol yang diklaim bagus untuk kesehatan. Tapi sebenarnya semua minyak goreng memang tidak mengandung kolesterol karena berasal dari nabati.
Semua minyak adalah non-kolesterol, karena kolesterol adanya dari hewani. Sedangkan minyak di Indonesia berasal dari kelapa sawit.
Semua minyak adalah non-kolesterol, karena kolesterol adanya dari hewani. Sedangkan minyak di Indonesia berasal dari kelapa sawit.
Yang harus diperhatikan dalam memilih minyak goreng adalah kandungan minyak jenuh dan tak jenuhnya, sebaiknya pilihlah minyak yang banyak mengandung lemak tak jenuh tunggal maupun ganda. Kolesterol biasanya terdapat pada makanan hewani seperti kuning telur, otak dan juga jeroan (isi perut).
Jika sudah memilih menggunakan minyak goreng sehat yang banyak mengandung lemak tak jenuh, maka proses memasaknya pun harus diperhatikan agar tetap bisa memperoleh manfaatnya dan tidak menjadi sia-sia.
Minyak goreng yang mengandung lemak tidak jenuh jika dipakai untuk menggoreng dalam suhu tinggi dan waktu memasak yang lama (misalnya makanan tersebut sering berkali-kali dipanaskan) maka kandungan lemak tak jenuhnya sudah berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh sebesar 30 persen dari kalori total, tapi umumnya pada beberapa jenis makanan moderen kandungan lemaknya sudah lebih dari 30 persen apalagi kalau semua makanan yang dikonsumsi dimasak dengan cara digoreng. Jika sudah memilih minyak dengan kandungan lemak tak jenuh sebaiknya hanya digunakan untuk menumis atau dicampur dalam salad dan bukan dipakai untuk menggoreng. Minyak goreng juga jangan dipakai berkali-kali dalam suhu yang tinggi.
Jika suatu makanan sering dipanaskan (berkali-kali) dan dimasak dalam suhu tinggi akan membuat vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya menjadi hilang. Yang terpenting mulailah mengubah cara memasak dari menggoreng menjadi merebus atau mengukus untuk menghindari lemak jahat.
Jika sudah memilih menggunakan minyak goreng sehat yang banyak mengandung lemak tak jenuh, maka proses memasaknya pun harus diperhatikan agar tetap bisa memperoleh manfaatnya dan tidak menjadi sia-sia.
Minyak goreng yang mengandung lemak tidak jenuh jika dipakai untuk menggoreng dalam suhu tinggi dan waktu memasak yang lama (misalnya makanan tersebut sering berkali-kali dipanaskan) maka kandungan lemak tak jenuhnya sudah berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh sebesar 30 persen dari kalori total, tapi umumnya pada beberapa jenis makanan moderen kandungan lemaknya sudah lebih dari 30 persen apalagi kalau semua makanan yang dikonsumsi dimasak dengan cara digoreng. Jika sudah memilih minyak dengan kandungan lemak tak jenuh sebaiknya hanya digunakan untuk menumis atau dicampur dalam salad dan bukan dipakai untuk menggoreng. Minyak goreng juga jangan dipakai berkali-kali dalam suhu yang tinggi.
Jika suatu makanan sering dipanaskan (berkali-kali) dan dimasak dalam suhu tinggi akan membuat vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya menjadi hilang. Yang terpenting mulailah mengubah cara memasak dari menggoreng menjadi merebus atau mengukus untuk menghindari lemak jahat.